Selasa, 30 Desember 2008

HASIL DISKUSI DENGAN PRM SIDOREJO

Latar belakang berdirinya Ranting Muhammadiyah Sidorejo
Menurut cerita yang mereka dapatkan dari orang tua bahwa pertama kali ajaran Muhammadiyah masuk di Purworejo yaitu di desa Sidorejo. Perlahan tapi pasti dakwah Islam disana tetap berjalan dan juga terbentuk PRM (Pimpinan Ranting Muhammadiyah). PRM dilantik pada tahun 1964 di rumah Bapak Ahmad Umar dengan ketua Bapak Musilun (ayah dari Bapak Mustofa Bakir).

Kiprah dakwah Muhammadiyah di sana diawali oleh kedatangan seorang Mubaligh dari desa Mlangsen. Beliau prihatin melihat keterpurukan islam di sana sehingga beliau sengaja datang dan menetap di Sidorejo. Di sana beliau mengajarkan tentang ajaran islam yang akhirnya membangun masjid yang diberi nama Masjid Mlangsen karena beliau berasal dari Mlangsen. Masjid itu menjadi sentral kegiatan keagamaan yang dipimpinnya. Beliau di sana sudah berhasil menanamkan aqidah islam kepada masyarakat. Setelah beliau wafat, disana sudah banyak kader yang siap melanjutkan perjuangannya. Seiring berjalannya waktu masyarakat sepakat untuk mengganti nama masjid dengan nama beliau yaitu Masjid Al-Jalal untuk mengenang beliau. Beliau sudah meninggalkan banyak warisan termasuk pengajian rutin dan kegiatan keagamaan yang lain. Salah satunya adalah pengajian yang terbentuk sejak tahun 1982 dan masih berjalan sampai sekarang bahkan sudah banyak pengajian yang terbentuk. Selain masjid Al-Jalal sekarang sudah banyak masjid lain yang berdiri.

Struktur organisasi Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sidorejo
Ketua 1 :Satibi
Ketua 2 :Muh Adnan
Sekretaris 1 :Hartoyo
Sekretaris 2 :Tugiran
Bendahara 1 : Muntoha
Bendahar 2 : Suwarto, S. Pd
Seksi-Seksi
Seksi Dakwah : Sarifudin
Hermawanto, S. Pd
Seksi Pendidikan : Sugiharto, B.A.
Supri Yulianto
Seksi Sosial :Kuwat
Hadi Anhari
Seksi Pemuda :Yadik Setyabudi, S. Pd
Seksi Olahraga :Parwito
Arif Sulistiyono

DAFTAR ANGKET
AKTIFITAS MUHAMMADIYAH KECAMATAN PURWOREJO TAHUN 2008
RANTING : SIDOREJO



Jumlah Penduduk : 1.824 orang
Islam : 1.555 orang
Warga Muhammadiyah (NBM) : 30 orang
Warga Muhammadiyah (belum ber NBM) : 30 orang
Simpatisan : 30 orang
Kristen : 173 orang
Lain-lain (sebutkan) Katholik : 6 orang

Jumlah Tempat Ibadah
Masjid (dikelola warga Muhammadiyah) : 3 buah
Mushola (dikelola warga Muhammadiyah) : 1 buah
Masjid (tidak dikelola Muhammadiyah) : 1 buah
Mushola (tidak dikelola warga Muhammadiyah) : 3 buah
Pondok Pesantren (Muhammadiyah) : - buah
Pondok Pesantren (bukan Muhammadiyah) : - buah
Gereja : 2 buah

Jumlah Tokoh Agama
Muhammadiyah : 3 orang
NU : 2 orang
Kristen : 4 orang
Lain-lain (sebutkan) : - orang

Keaktifan Pengajian
Mingguan : 3 kali
Tengah Bulanan : - kali
Bulanan : 2 kali
Jenis Pengajian (siraman Rohani, kajian, lain-lain sebutkan) : Peringatan PHBI
Pengajian anak-anak (sebutkan berapa kali seminggu) : 6 kali


Kekuatan dan kelemahan dakwah Muhammadiyah
Kekuatan:
  • Sebagian besar warga Desa Sidorejo adalah muslim, hal ini merupakan nilai positif yang menjadi pendukung dan kekuatan utama dalam dakwah Muhammadiyah di Desa ini.
  • Banyak kegiatan-kegiatan keagamaan dan masjid ataupun mushola yang ditangani atau dikelola langsung oleh warga Muhammadiyah.
  • Dalam kegiatan yang dikelola Muhammadiyah memiliki dana swadaya.
  • Terdapat warga desa Sidorejo yang bekerja maupun bersekolah di institusi Muhammadiyah, sehingga mereka juga mempunyai tanggungajawab dalam perkembangan Muhammadiyah.

Kelemahan:
  • Pada umumnya masyarakat menganggap bahwa ajarannya berbeda dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
  • Melegendanya animisme di kalangan masyarakat desa terutama pada sesepuh desa.
  • Adanya penduduk non Islam (pada Desa Sidorejo terdapat 2 gereja. Bahkan kedua gereja sangat berdekatan dengan mushola dan masjid. Masjid At Taqwa tepat + 5 meter berada di sebelah timur Gereja Kerasulan Baru, sedangkan Mushola Al Hikmah berada di + 100 meter sebelah timur Gereja Kristen Jawa. Tetapi sudah ada kesepakatan antar kedua pihak tentang pelaksanaan ibadah. Misal pada pukul 7 malam gereja menghentikan sejenak acara Misa saat akan adzan dan ibadah sholat Isya’).
  • Tradisi masyarakat yang berbau takhayul, bid’ah dan khurafat.

Cara mengatasi kendala yang ada:
  • Dalam menghadapi anggapan masyarakat tentang berbedanya ajaran yakni dengan mengambil jalan tengah, yakni menerangkan bahwa apa yang mereka pahami tidak salah tetapi bila ada yang lebih shahih mengapa tidak kita gunakan yang lebih shahih.
  • Kendala adanya penduduk non Islam, yakni dengan adanya perjanjian antara kedua pihak agar keduanya tidak dirugikan. Sebagian besar penduduk yang non Muslim bermukim di Dusun Jambean, tetapi selama ini belum pernah terjadi benturan karena adanya perbedaan keyakinan. Bahkan setiap hari raya umat Islam, penduduk non Muslim selalu mengucapkan selamat hari raya. Misal saat Hari Raya Idul Fitri, mereka ikut berkunjung kerumah-rumah ke penduduk yang Muslim. Dan saat Natal atau tahun baru, penduduk non Muslim selalu memberikan hantaran pada penduduk Muslim. Bisa dikatakan bahwa toleransi di Dusun Jambean ini sangat tinggi.
  • Dalam mengatasi adanya tradisi nenek moyang yang masih dianut oleh sesepuh desa, maka dapat diatasi dengan menyisipkan ajaran-ajaran Islam berupa santapan rohani saat pertemuan (misal Kliwonan yang diadakan Malam Jumat Kliwon dan Wagean yang diadakan saat Jumat Wage), selain itu tradisi Tahlilan yang ada sudah diubah. tidak seperti Tahlilan pada umumnya.

Kelanjutan dakwah Muhammadiyah di Desa Sidorejo
  • Dakwah Muhammadiyah di Desa Sidorejo dilakukan dengan pendekatan-pendekatan seperti halnya yang dilakukan Wali Songo. Yakni menyisipkan ajaran Muhammadiyah pada kegiatan-kegiatan rutin yang biasanya hanya berupa kumpiulan atau pertemuan warga. Sejak dulu di Desa Sidorejo sudah ada perkumpulan yang diadakan pada malam Jum’at Kliwon yang diberi nama Kliwonan dan pada malam Jum’at Wage yang diberi nama Wagean. Pada acara ini diberikan santapan rohani. Dengan kata lain, dalam pelaksanaan dakwah Muhammadiyah tidak mambawa bendera Muhammadiyah (identitas Muhammadiyah), namun yang diutamakan adalah pencapaian tujuan dakwah Muhammadiyah, yaitu menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan sesuai dengan Al Qur’an dan al Hadist.
  • Selain itu, juga adanya kaderisasi. Hal ini berarti menciptakan kader-kader baru. Hal ini terwujud dalam menciptakan imam dan khotib baru dari kalangan muda, dengan cara menjadikan kalangan muda untuk mengganti khatib atau imam utama yang tidak dapat melaksanakan tugas.


Kegiatan yang dikelola oleh warga Muhammadiyah di Desa Sidorejo
  1. Pengajian ibu-ibu hari Rabu Kliwon sore di Masjid Al Jalal.
  2. Pengajian ibu-ibu hari Jum’at Kliwon sore di Mushola .
  3. Pengajian malam Ahad Kliwon di Masjid Al Jalal, tetapi mulai tahun 2007 diganti menjadi malam Ahad Wage diikuti oleh semua warga (tetapi dominant Bapak-bapak).
  4. Pengajian Ahad Kliwon di Masjid At Taqwa, mulai tahun 2007.
  5. Pertemuan setiap malam Jum’at Kliwon untuk bapak-bapak disertai pengumpulan dana sosial dan pengajian.
  6. Pertemuan setiap malam Jum’at Wage untuk bapak-bapak disertai pengumpulan dana sosial dan pengajian
  7. Pengajian kelompok kecil:
>) Sejak tahun 1996 Masjid At Taqwa setiap malam Kamis.
>) Sejak tahun1997 Masjid Al Mutaqin setiap Pemalam Senin.
>) Mushola Al Ikhlas setiap malam Jum’at.
>) Yasinan ibu-ibu RW 4 (Dusun Jurangjero) setiap hari Kamis sore.
>)Pengajian dan pembacaan Surat Yasin pada setiap Malam Senin disertai arisan qurban.

Amal Usaha yang dikelola
  • Pertemuan setiap malam Jum’at Kliwon dan Jum’at Wage untuk bapak-bapak disertai pengumpulan dana sosial dan pengajian. Dana ini digunakan untuk penyediaan peralatan pada acara kematian, misal alat masak, keranda mayat, kain kafan dan kursi. Juga ada tabungan abadi dan arisan.
  • Pengajian dan pembacaan Surat Yasin pada setiap Malam Senin disertai arisan qurban, disertai denga penggalangan dana untuk membantu anggota yang terkena musibah.
  • Yasinan ibu-ibu RW 4 (Dusun Jurangjero) setiap hari Kamis sore, disertai dengan penggalangan dana sosial, untuk membantu anggota yang terkena musibah atau untuk membantu pengadaan sarana ibadah di mushola atau masjid.








Tidak ada komentar: